Rabu, 16 Mei 2012

=> Cerita RENUNGAN <=



" 1 Jam Yang Tak Ternilai Harganya "

Seorang pria pulang kantor terlambat, dalam
... keadaan lelah dan penat, saat menemukan
... anak lelakinya yang berumur 5 tahun
menyambutnya di depan pintu.

“Ayah, boleh aku tanyakan satu hal?”

“Tentu, ada apa?”

“Ayah, berapa rupiah ayah peroleh tiap
jamnya?”

“Itu bukan urusanmu. Mengapa kau tanyakan
soal itu?” kata si lelaki dengan marah.

“Saya cuma mau tahu. Tolong beritahu saya,
berapa rupiah ayah peroleh dalam satu jam?”
si kecil memohon.

“Baiklah, kalau kau tetap ingin
mengetahuinya. Ayah mendapatkan Rp 20
ribu tiap jamnya.”

“Oh,” sahut si kecil, dengan kepala
menunduk. Tak lama kemudian ia
mendongakkan kepala, dan berkata pada
ayahnya, “Yah, boleh aku pinjam uang Rp 10
ribu?”

Si ayah tambah marah, “Kalau kamu tanya-
tanya soal itu hanya supaya dapat meminjam
uang dari ayah agar dapat jajan
sembarangan atau membeli mainan, pergi
sana ke kamarmu, dan tidur.

Sungguh
keterlaluan. Ayah bekerja begitu keras
berjam-jam setiap hari, ayah tak punya waktu
untuk perengek begitu.”

Si kecil pergi ke kamarnya dengan sedih dan
menutup pintu. Si ayah duduk dan merasa
makin jengkel pada pertanyaan anak
lelakinya.

Betapa kurang ajarnya ia menanyakan hal itu
hanya untuk mendapatkan uang? Sekitar
sejam kemudian, ketika lelaki itu mulai
tenang, ia berpikir barangkali ia terlalu keras
pada si anak. Barangkali ada keperluan yang
penting hingga anaknya memerlukan uang
Rp 10 ribu darinya, toh ia tak sering-sering
meminta uang. Lelaki itu pun beranjak ke
pintu kamar si kecil dan membukanya.

“Kau tertidur, Nak?” ia bertanya.

“Tidak, Yah, aku terjaga,” jawab si anak.

“Setelah ayah pikir-pikir, barangkali tadi ayah
terlalu keras padamu,” kata si ayah. “Hari ini
ayah begitu repot dan sibuk, dan ayah
melampiaskannya padamu.

Ini uang Rp 10


ribu yang kau perlukan.”


Si bocah laki-laki itu duduk dengan
sumringah, tersenyum, dan berseru, “Oh,
ayah, terima kasih.”

Lalu, sambil menguak bantal tempatnya biasa
tidur, si kecil mengambil beberapa lembar
uang yang tampak kumal dan lecek.

Melihat anaknya ternyata telah memiliki uang,
si ayah kembali naik pitam. Si kecil tampak
menghitung-hitung uangnya.

“Kalau kamu sudah punya uang sendiri,
kenapa minta lagi?” gerutu ayahnya.

“Karena uangku belum cukup, tapi sekarang
sudah.” jawab si kecil.

“Ayah, sekarang aku punya Rp 20 ribu. Boleh
aku membeli waktu ayah satu jam Saja ?

Pulanglah satu jam lebih awal besok, aku
ingin makan malam bersamamu.”

Intisari :

Terkadang kita terlalu asyik dengan dunia kita
sendiri tanpa mempedulikan orang2 di
sekitar kita yg merindukan kita,
membutuhkan kasih sayang kita,
membutuhkan perhatian kita.

Semoga kisah ini bisa menggugah agan2
sekalian terutama kaskuser2 yang udah
punya anak, jgn pernah melupakan kasih
sayang kita

Source => Majalah Seru.com

^ Semoga Bermanfaat ^

Sabtu, 05 Mei 2012

KAJIAN KEISLAMAN ANAK CLAUSA



♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Tiada bayi yang dapat berbicara saat bayi kecuali Nabi Isa as dan seorang bayi yang hidup pada zamannya."

Kala itu, ada seorang laki-laki bernama Juraij. Juraij adalah remaja yang taat beribadah. Saat ia ingin melakukan shalat sunah, ibunya memanggilnya. Kala itu, Juraij bimbang—dahulukan shalat, atau memenuhi panggilan Ibunya? Maka, Juraij pun memilih shalat dan mengabaikan panggilan ibunya yang sudah berkali-kali menggema di telinganya.

Sang ibu pun kecewa, dalam hati ia berdoa, “Ya Allah, janganlah Engkau mematikan anakku sebelum ia mendapat fitnah dari wanita pelacur.”

Selang beberapa hari kemudian, seperti biasa, Juraij beribadah di tempat biasanya. Kemudian, datanglah seorang wanita pelacur yang merayu Juraij untuk berbuat mesum. Juraij pun berusaha menolak.

Karena penolakan tersebut, pelacur itu berhasil memfitnah Juraij dengan keterangan bahwa Juraij telah menodainya hingga hamil—kendati si pelacur tersebut memang dalam kondisi hamil namun bukan dengan Juraij.

Beberapa bulan kemudian, saat si bayi lahir, pelacur itu kembali datang pada Juraij dan memberikan keterangan pada seluruh warga bahwa bayi tersebut adalah hasil zina dengan Juraij.

Juraij tak sanggup menceritakan yang sebenarnya sebab warga telah berhasil memukulinya hingga terluka lalu membakar habis tempat ibadah Juraij. Di saat yang sama, dengan kekuatan yang masih tersisa, Juraij merebut bayi dari tangan si pelacur dan berkata pada sang bayi,

“Siapakah ayahmu?”

Si bayi menjawab, “Ayahku seorang penggembala,”

Seketika warga pun berhasil dibuat panik oleh bayi yang dapat memberikan keterangan benar atas izin Allah SWT. Warga pun memohon maaf pada Juraij dan berjanji akan membangun kembali tempat ibadah Juraij.

*Sholat wajib lebih diutamakan dari ibu, sedangkan ibu lebih diutamakan dari sholat sunnah